Bandarlampung (Netizenku): Dalam memperingati Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-58,
PMII komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung banjir kegiatan.
Selain menggelar bedah buku, dalam Harlah tersebut, PMII juga
menggelar sarasehan, tasyakuran, sekaligus pelantikan pengurus yang
bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) MAN 1 Bandarlampung, kemarin.
Ketua umum PMII komisariat UIN Raden Intan, Dedy Indra Prayoga
mengatakan acara tersebut dihadiri oleh kang Isfandiari putra Mahbub
Djunaidi sebagai pemateri bedah buku “Mahbub Djunaidi”, sekaligus hadir
pula penulis buku Mahbub Djunaidi, Iwan Resta. “Kami merasa beruntung
karena diberi kesempatan untuk mendengarkan secara langsung pemaparan
tentang Mahbub Djunaidi dari penulis serta anak kandung Mahbub, kami
berharap kegiatan seperti ini akan terus ada untuk menginspirasi seluruh
kader PMII,” ujarnya.
Diketahui, dalam malam puncak hari lahir (Harlah) tersebut,
menampilkan berbagai pentas seni, diantaranya penampilan dari Klasika,
tari bedana kreasi, stand up komedi, puisi berantai, puisi 2 bahasa,
paduan suara, yang diisi oleh para kader PMII.
Sementara itu, salah satu peserta yang hadir, Annisa Khairiani
mengaku bangga karena dapat terlibat langsung dalam acara tersebut.
“Meskipun saya hanya sebagai peserta yang hadir, saya merasa bangga
dapat mengikuti seluruh rangkaian acara ini, terutama pada saat bedah
buku dan malam puncak harlah PMII ke-58,” ucapnya. (Yesi)
Bandarlampung (Netizenku.com): Himpunan Mahasiswa Jurusan
Matematika (Himatika) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung menggelar gebyar Himatika 2 di gedung
Pendidikan Matematika UIN raden Intan, Selasa (10/4).
Kepala Jurusan Matematika, Nanang Supriadi, dalam sambutannya
mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Himatika, “Kami bangga
sekaligus bahagia dengan keluarga besar Himatika, semoga kegiatan ini
menjadi agenda tahunan, dan saya siap mengalihkan kegiatan belajar
mengajar mahasiswa untuk mensukseskan kegiatan ini,” ujar Nanang.
Ketua Pelaksana Tugas, Rizky Adhyaksono mengatakan, agenda ini
dilaksanakan guna mengembangkan potensi yang ada pada mahasiswa
pendidikan matematika serta menyegarkan pemikiran mahasiswa yang saat
ini telah melewati Ujian Tengah Semester (UTS) dan akan menghadapi Ujian
Akhir Semester (UAS) Mei mendatang.
Sementara, Ketua Pelaksana, Ahmad Mukhayat, mengatakan Ada 5 cabang
yang diperlombakan yaitu karnaval, Himatika got tallent, lomba cerdas
cermat (LCC), Himatika chef dan volley ball.
“Peserta yang mengikuti perlombaan ini yaitu mahasiswa matematika
semester 2 sampai semester 6, terdapat 581 jumlah peserta dari seluruh
cabang perlombaan yang didampingi oleh 58 panitia,” jelas Ahmad. (Yesi)
Madrasah Relawan Lampung
bersinergi dengan Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) mengadakan
pelatihan tanggap bencana di Pondok Tahfidz Dewan Dakwah, Senin (13/3).
Terkait bencana, BMKG telah memprediksi akan ada banyak bencana
ditahun 2018 ini. Tentunya dalam menghadapi bencana yang tidak pasti
kapan waktunya itu, diperlukan persiapan untuk menanganinya. Dan itu
menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah melalui Basarnas
saja, namun juga seluruh masyarakat termasuk didalamnya para relawan.
Pemateri Basarnas Lampung, Azis Surya Prayoga, mengatakan pelatihan
tanggap bencana sangatlah penting untuk para relawan, mengingat relawan
sebagai orang yang akan terjun langsung menangani korban bencana. Oleh
karenanya dibutuhkan pembekalan baik berupa pelatihan maupun pengetahuan
khusus.
“Para relawan mengikuti setiap materi yang diberikan dengan aktif dan
antusias. Ditambah lagi suasananya sangat mendukung dalam penyampaian
setiap materi. Tidak hanya materi, para relawan pun diajarkan untuk
praktik langsung memberikan pertolongan pertama yang harus dilakukan,
seperti pemberian bantuan pernafasan dan RJP (resusitasi jantung paru)
pada korban,” urai Azis. (Yesi Putri Lestari)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Bahasa, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, menggelar simulasi
Toefl di gedung Pusat Bahasa (Pusba), Minggu (11/3).
Simulasi bertema ‘English and Arabic Knowladge as Preparation For
Global Competition’ ini, dilaksanakan setiap tahun. Kali ini kegiatan
yang diikuti tak kurang dari 105 peserta dan didampingi oleh Alvin
Kurnia Sandy, selaku the best Student Fakutas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Tahun 2017, itu berlangsung selama 6 jam.
Kegiatan ini turut didukung pula oleh lembaga kursus Bahasa Inggris
‘Luckizzy Course’ yang dipimpin Hariyanto (alumnus UKM Bahasa) sebagai
penyedia soal, serta terdapat 15 tim pengkoreksi dari UKM Bahasa
sendiri.
Ketua Pelaksana, Odi Irawan mengatakan, pihaknya menyediakan
penghargaan bagi peserta yang mendapatkan skor tertinggi 1, 2 dan 3.
“Bentuknya piala, sertifikat, kamus oxford serta buku-buku pendukung
lainnya. Ini sebagai apresiasi atas pencapaian yang diperoleh peserta.
Sementara bagi peserta yang belum meraih nilai memuaskan dapat lebih
memacu kemampuannya lagi,” terangnya.
Dia juga menyampaikan ungkapan terimakasih kepada pihak rektorat,
akademik pusat, fakultas, prodi dan seluruh UKM yang berada di lingkup
kampus UIN Raden Intan Lampung, yang telah hadir di kegiatan ini. “Kami
mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberi pengetahuan lebih
kepada mahasiswa tentang pentingnya Toefl. Karena salah satu syarat
kelulusan munaqosah adalah dari hasil test Toefl itu sendiri,” pungkas
Odi. (Yesi Putri Lestari)
Saban Jumat relawan Lampung yang
tergabung dalam Madrasah Relawan (MR) kerap menggelar ‘Semarak’. Semarak
yang dimaksud ialah ‘sedekah makan rakyat’.
Kegiatan yang berlangsung di bawah binaan lembaga amil zakat Laznas
Dewan Da’wah Lampung itu, membagikan nasi bungkus gratis kepada mustahi’
atau orang tidak mampu. “Mengenai waktunya dipilih di hari Jumat,
karena hari itu diyakini penuh keberkahan,” terang Arif, Ketua MR
Regional Lampung, Sabtu (10/3).
Dijelaskan olehnya, kegiatan ini bukan sebatas membagi-bagikan nasi
kepada yang membutuhkan, tetapi juga mengandung nilai ibadah lainnya.
“Biasanya kita juga melakukan pendekatan kepada saudara-saudara yang
menerima nasi, agar tak meninggalkan ibadah, baik yang wajib maupun
sunah,” tambahnya.
Arif menambahkan, setelah memakan nasi yang diberikan, para mustahi’
dapat memulihkan tenaganya kembali untuk melanjutkan usaha mencari
rezeki, sekaligus diiringi ibadah. “Karena bagaimana pun sebaik-baiknya
usaha adalah yang diiringi doa,” katanya.
Mengenai sumber dana pelaksanaan, Arif menjelaskan, sebagian besar
berasal dari para donatur tetap MR. “Peran kami tak ubahnya seperti
jembatan atau kepanjangan tangan bagi saudara-saudara kita yang memiliki
keleluasaan rezeki, namun tidak memiliki waktu banyak untuk berbagi. MR
hadir untuk menjembatani antara para donatur dengan mustahi’,” ungkap
dia.
Para mustahi’ biasanya dari kalangan tukang becak, pemulung, penjaja
koran keliling dan lain-lain yang berada si sekitaran Wayhalim serta
Pasar Tengah. (Yesi Putri Lestari)
Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qori’-Qori’ah Mahasiswa (UKM
HIQMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melakukan
kunjungan silaturahmi ke Unit Kegiatan Khusus Hai’ah Tahfidz Qur’an (UKK
HTQ) Universitas Islam Negeri Malang.
Silaturahmi tersebut dimaksudkan untuk melihat perkembangan di UKK
HTQ yang sudah meraih banyak penghargaan pada perlombaan tahfidz, baik
tingkat provinsi maupun Nasional. Saat menerima kunjungan tersebut Ketua
Umum UKK HTQ, Ardiansyah, menyampaikan rasa terima kasihnya atas
kedatangan UKM HIQMA.
“Semoga melalui silaturahmi ini, dapat mempererat tali persaudaraan,
sekaligus terjalin komunikasi antarsesama organisasi yang belajar
memperdalam Al-qur’an,” ungkapnya, Kamis (8/3).
Sementara Wakil Ketua Umum UKM Hiqma, Andri Wahyudi, mengatakan ini
merupakan kunjungan pertama pihaknya ke UIN Malang. “Kami mengaharapkan
silaturahmi ini bisa terus terjalin, setidaknya kami dapat bertemu
setiap ada perlombaan Tahfidz atau Tilawah baik di UIN Lampung maupun
UIN Malang,” harapnya. (Yesi Putri Lestari)
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI) menggelar kajian bertema ‘Menyikapi Perkembangan Zaman
di Era Milenial’, Kamis, (8/3).
Menurut Ketua Bidang Kaderisasi, Fatih, pemateri kajian kali
ini adalah alumni KAMMI, Jevri Husanda. Ia juga menyampaikan kajian yang
disampaikan oleh Jevri sangatlah ringan sehingga mudah dicerna.
“Saya dapat menangkap beberapa hal yang harus dilakukan dalam
menyikapi zaman milenial. Salah satunya dengan tidak menghidari
teknologi, namun sebaliknya mesti bijak berteknologi. Apabila banyak
orang yang mengirimkan video keburukan maka harus kita imbangi dengan
video kebaikan,” imbuhnya.
Kajian yang diikuti oleh 46 anggota KAMMI ini merupakan program dari
bidang kaderisasi yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Namun wacananya
kedepan kegiatan ini bakal digelar saban Minggu. (Yesi Putri Lestari)
Unit Kegiatan Khusus Korp Sukarela
Palang Merah Indonesia (UKK KSR PMI) Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Intan Lampung, gelar acara donor darah sukarela (Drakula) di
halaman Akademik Pusat UIN Lampung, Selasa (6/3).
Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan, UKK KSR PMI UIN
Lampung, Reka Damayanti memaparkan ada 7 dokter yang menangani 81
pendonor. Namun, yang berhasil melewati seleksi hanya 49 pendonor.
“Seleksi ini dilakukan sebelum peserta mendonorkan darahnya.
Diantaranya menimbang berat badan, mengisi formulir, cek tensi darah,
cek Hemoglobin (Hb) dan golongan darah. Hal ini dilakukan agar pendonor
benar-benar sesuai dengan standar kesehatan,” jelasnya.
“Kami tidak hanya melibatkan mahasiswa yang melintas saja, tetapi
kami juga mengundang pihak birokrasi sehingga dapat memberikan informasi
dari setiap lini di dalam kampus,” imbuhnya.
Kegiatan Yang dilakukan setiap 2 minggu sekali di UIN Reden Intan
Ini, menarik perhatian banyak mahasiswa, baik yang pernah mlakukan donor
ataupun tidak. “Bangga dan terharu kalo bisa ramai, karena kami juga
ingin memberi Informasi kepada seluruh warga UIN bahwa donor darah itu
bermanfaat untuk kesehatan tubuh,” tandasnya.(Yesi Putri Lestari)
Mahasiswa Management Pendidikan
Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (MPI UIN RIL),
lakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah (Ponpes AU)
Mojokerto, selasa (6/3).
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung sistem
pendidikan ponpes yang berhasil mendidik para santri dengan baik. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya lulusan Ponpes AU yang diterima di
perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri, baik itu melalui tes
maupun non tes.
“Amanatul Ummah berdiri sejak 12 tahun silam dan alhamdulillah
perkembangannya cukup pesat. Amanatul Ummah mengelola pendidikan secara
mandiri, tidak meminta maupun menerima bantuan dari pemerintah. MTS dan
SMA yang kami kelola juga sudah bertaraf internasional dan disini juga
menerapkan pembelajaran pondok modern. Saya merasa senang atas
kedatangan Mahasiswa UIN Raden Intan, terlebih dari jurusan MPI, karena
background pendidikan saya juga MPI,” tutupnya.(Yesi Putri Lestari)
Profesi yang digeluti Devitha
Anggun sebagai Kasubag Kerjasama dan Kelembagaan UIN Raden Intan
Lampung, tak lantas membuat dia jauh dari hobi menyanyi yang sudah lama
digandrunginya. Hal itu dibuktikan lewat sederet predikat juara di
berbagai perlombaan, baik ditingkat kota maupun provinsi.
Perempuan kelahiran 19 Januari 1984 yang akrab disapa Ses Anggun ini,
berkarir di UIN Lampung sejak 13 tahun silam. Saat itu ia masih
menempuh Pendidikan S1 Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Lampung
(UNILA) dan S1 Ekonomi Managemen di Informatics and Business Institute
Darmajaya (IBI Darmajaya).
“Awal mendaftar tes PNS melalui informasi dari koran. Kata mama coba
aja dulu siapa tahu keterima. Setelah pengumuman ternyata keterima PNS.
Senang sekaligus bingung karena posisi masih semester 4, masih
senang-senangnya kuliah. Setelah berbagai pertimbangan akhirnya
diputuskan untuk bekerja di UIN Raden Intan,” kisahnya kepada Netizenku,
Senin (5/3).
Pertama kerja, imbuhnya, dirinya ditempatkan sebagai staf
perpustakaan dan di akademik. Seiring waktu kemudian diangkat menjadi
sekertaris pribadi (sespri) Moh. Mukri pada tahun 2007. “Setelah Pak
Mukri menjadi rektor, saya diangkat lagi menjadi sespri rektor hingga
2017. Alhamdulillah awal tahun kemarin saya kembali dipercaya
menjalankan amanah sebagai Kasubbag Kerjasama dan Kelembagaan,”
imbuhnya.
Mengenai hobi menyanyinya, anak pertama dari 3 bersaudara ini,
mengaku mencintai dunia seni sejak usia 3 tahun. Kegemerannya itu
membuahkan prestasi untuk pertama kalinya saat duduk di bangku SD.
Ketika itu Anggun menjuarai lomba solo song se-Bandarlampung, dan
menuntaskannya sampai kejuaraan di tingkat nasional. Tidak hanya di
bidang tarik suara, Anggun juga pernah memenangkan lomba puisi dan
membaca sastra Lampung.
“Seni sudah mendarah daging untuk saya. Malah bisa dibilang sangat
sulit dan bahkan tidak mungkin untuk dilepas total. Jadi Meskipun
bekerja tetap mencintai seni,” aku perempuan berkulit putih yang pernah
mendapat kesempatan tampil diajang nasional, setelah menjuarai solo song
di Festival Krakatau itu.
Dikatakan Anggun, dari sekian ajang yang pernah dijajalnya, even solo
song pionir tingkat nasional merupakan yang paling mengesankan.
Pasalnya, ketika itu ia didapuk sebagai official solo song pionir UIN
Raden Intan, dan selama dua tahun berturut-turut menjadi juara sekaligus
mengharumkan nama kampus. Saat ditanya apa resepnya dalam mengukir
prestasi, Anggun menjawab dengan penuh kerendahan.
“Semua itu dapat berhasil karena kita tidak pernah meremehkan hal
sepele. Sebab bila tidak teliti pada hal sepele, yang sepele itu bukan
tidak mungkin akan menjadi hal besar,” pungkasnya. (Yesi Putri Lestari)
Ikatan Mahasiswa Muslim
Tulang Bawang (IKAMM Tuba) harapkan legalitas organisasi dari
Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hal itu diungkapkan Ketua IKAMM
Tuba Darli Saputra saat mengadakan silaturahmi dengan Ikatan Mahasiswa
Lampung Utara (IKAM Lampura) di Perumahan Taman Prasanti, Sukarame,
Bandarlampung, Minggu, (4/3).
Darli mengharapkan, IKAMM Tuba mampu seperti IKAM Lampura
yang sudah mampu melegalkan organisasinya. Ia juga mengatakan
silaturahmi seperti ini harus sering dilakukan untuk meningkatkan
jalinan kekeluargaan dan bisa digunakan sebagai ajang tukar pikiran
antar mahasiswa dari berbagai daerah.
Wadah aspirasi IKAMM Tuba Ini sudah berdiri 10 tahun silam,
namun sampai saat ini IKAMM tuba belum mendapatkan legalitas dari
kemenkumham. Darli Menargetkan tahun 2018 IKAMM Tuba akan memperoleh
legalitas.
Saat ditemui Netizenku.com Darli memaparkan, bahwa terdapat
165 anggota IKAMM Tuba yang berasal dari berbagai Kampus, diantaranya
Universitas Lampung (UNILA), Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung (UIN RIL), Politeknik Kesehatan (Poltekes), Politeknik Negeri
Lampung (Polinela), Darmajaya, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP), Universitas Bandar Lampung (UBL), Akademi
Keperawatan Adila, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro dan
Universitas Muhammadiyah Metro (UMM).
“Harapan saya, Setelah dilegalkan IKAMM Tuba akan dikenal
dan seluruh anggotanya mampu mewujudkan slogan IKAMM Tuba ‘Bersama
Membangun Daerah,” pungkas Darli. (Yesi)
Tak ingin mahasiswanya menjadi
katak dalam tempurung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Intan Lampung adakan tour supervisi atau study
banding (fieldtrip) ke 5 daerah di luar Lampung. Rombongan mahasiswa ini
dilepas langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan, Khoirul
Anwar, di pelataran Ma’had Aljami’ah UIN Raden Intan Lampung, Sabtu
(3/3).
Dalam sambutannya, Chairul Anwar menyampaikan bahwa fieldtrip ini
bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan bagi generasi emas mahasiswa
Manajemen Pendidikan Islam (MPI). “Kita jangan jadi katak dalam
tempurung, Mahasiswa MPI harus melihat dunia luar yang maju, agar MPI
juga bisa lebih maju. Dalam perjalanan, tolong jaga nama baik UIN,
manfaatkan perjalanan sebaik-baiknya. Kita berangkat tersenyum dan
kembali dengan senyuman bahagia, “ujarnya.
Sementara itu ketua pelaksana kegiatan, Ahmad Subarkah mengatakan,
terdapat 217 mahasiswa MPI yang mengikuti fieldtrip ini, dan ada 5
tempat yang akan dikunjungi yaitu Jakarta, Semarang, Jogja, Mojokerto
dan Malang.
“Ada kunjungan akademis dan non akademis. Kunjungan akademis kita ke
UIN Sunan Kalijaga Yogya, Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, UIN
Malang, dan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Sedangkan yang non
akademis kita akan ke Masjid Istiqlal, Jakarta, Museum Lawang Sewu,
Semarang, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan, ” paparnya.
Saat ditemui Netizenku.com, Ketua tim Garuda Wisata, Toat Aris
menyampaikan, keberangkatan ini menggunakan Garuda Wisata tour travel
yang bekerjasama dengan Puspa Jaya. Ada 6 tour guide dan 2 tim medis
yang disediakan oleh Garuda Wisata Dan 15 crew dari Puspa Jaya.
“Diperjalanan kami juga menyediakan fasilitas yaitu minuman, snack,
Wi-fi dan Asuransi kesehatan selama perjalanan. Jika ada kejadian yang
mendesak peserta untuk kembali kami juga menyediakan fasilitas ticket
pesawat pulang, ” pungkasnya. (Aby/Yesi).
Kegigihan perempuan satu ini dalam menyambung hidup keluarganya patut diacungi jempol.
Syamsuni atau biasa dipanggil dengan sapaan Ibu Syamsuni ini, sudah
10 tahun menggeluti pekerjaan di bengkel. Hari-harinya tak lepas dari
urusan menambal ban.
Mungkin dia bukan satu-satunya perempuan penambal ban, namun catatan
panjang perjalanan hidupnya tetap saja memancing decak kagum.
Perempuan kelahiran 15 Agustus 1972 ini, adalah alumni Fakultas
Ushuludin, Jurusan Dakwah tahun 1996, Universitas Islam Negeri Raden
Intan atau dulu bernama IAIN.
Saat masih mengenyam pendidikan di kampus, perempuan tangguh ini
menyambi sebagai pendidik. Ia sempat tercatat menjadi guru honorer di
MTsN 2 Bandarlampung. Sayangnya, pengalaman itu hanya berlangsung 2
tahun saja. Setelah diwisuda dia memutuskan berhenti, dan tak berselang
lama kemudian menikah. Memulai bahtera baru kehidupannya bersama lelaki
idamannya. “Mungkin sudah jodoh,” ungkap Syamsuni, saat ditemui
Netizenku di bengkel sederhana miliknya di sekitaran Jalan Pulau Sebesi,
Sukarame, Bandarlampung, Kamis (1/3).
Saat bercerita seputar masa lalunya, mata Syamsuni tampak memerah,
agaknya dia terkesan dengan kenangan perjalanan hidupnya. “Lepas dari
guru honorer, saya juga pernah menjajal jadi pegawai sebuah instansi
asuransi. Tapi nggak lama. Nggak betah,” ucapnya sambil menyunggingkan
senyum bersahaja.
Lalu, imbuhnya, dia kembali ke ranah pendidikan. Kali ini dia menjadi
pendidik untuk anak-anak usia dini. ‘Saya jadi guru lagi. Tapi guru
PAUD,” tambah Syamsuni. Hanya saja, lagi-lagi dia kembali meninggalkan
profesi sebagai pendidik. “Sejak saat itu saya jadi penambal ban,” kata
dia dengan suara sedikit tercekat.
Dia juga menceritakan perjalanan panjangnya selama berkutat di
bengkel. “Dulu tempat ini geribik, waktu suami sedang dapat rezeki, dia
membangunnya jadi permanen. Terus setelah suami saya meninggal, yang
melanjutkan bengkel ini keponakan,” kisahnya tentang balada bengkel
sederhananya.
Praktis sejak menjadi single parent, Syamsuni harus bertanggung jawab
dengan semua kebutuhan kedua anaknya. Dan biaya itu diperoleh dari bagi
hasil dengan keponakannya dari pendapatan bengkel.
Tapi ritme ini hanya sejenak, sebab bengkelnya sempat ditutup
lantaran keponakannya membuka bengkel sendiri di tempat lain. Tapi
kehidupan keluarganya harus terus berlangsung. Sementara untuk mencari
pekerjaan lain, dirinya terbentur faktor usia yang sudah tidak muda
lagi.
“Bermodal nekat dan dan tekad, hasil belajar dari pengalaman saat
melihat almarhum suami dan ponakan menambal ban, akhirnya saya putuskan
untuk membuka bengkel lagi dan saya jadi penambal bannya,” ungkap
Syamsuni bersemangat, sambil menambahkan, dari hasil bengkelnya itulah
kehidupan keluarga dan urusan sekolah anak-anaknya bisa dilanjutkan.
“Alhamdulillah masih ada rezeki yang diberi Allah lewat ban-ban bocor itu,” tandasnya seraya tersenyum. (Yesi Putri Lestari)
Prestasi yang disandang Nadzrotul
Uyun tak hanya berhenti sebatas Mulei Hijab Lampung 2017 saja, masih ada
sederet predikat membanggakan lainnya yang dikoleksi perempuan
kelahiran 10 September 1994 ini.
Salah satu pencapaian terbaik Uyun adalah saat dirinya berhasil
merampungkan kuliahnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah UIN Raden Intan, hanya dalam rentang 3,5 tahun saja. Wisudawati
terbaik, dengan IPK 3,92, itu kini tengah menunggu hasil seleksi
beasiswa IDB (Islamic Development Bank) di UGM (Universitas Gajah Mada).
Kegemilangan Uyun di bidang akademis sudah tampak saat dirinya masih
duduk di bangku SMP. Malah bukan hanya pelajaran di kelas yang dia
kuasai. Tetapi dirinya juga mampu menorehkan prestasi di bidang
keagamaan. Uyun pernah meraih juara 1 membaca puisi Islami tingkat SMP
hingga juara 1 lomba syarhil Qur’an se-Provinsi Lampung pada 2015 silam.
Saat diwawancarai, Uyun tampak menanggapinya dengan
bersahaja. “Bahagia pasti, tapi bersyukur itu hal yang paling utama.
Mendapatkan amanah tidaklah mudah. Setelah menjadi Mulei Hijab Lampung
saya harus mampu menginspirasi orang banyak. Terutama
perempuan-perempuan berhijab,” singkatnya, Selasa (27/2). (Yesi Putri
Lestari)
Ada hal unik bila memasuki
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Di kawasan kampus
bernuansa alami tersebut, terdapat sebuah bangunan bertingkat yang cukup
menarik perhatian.
Di dalamnya tinggal 304 mahasantri -sebutan bagi mahasiswa yang
menghuni asrama- yang menjalani keseharian dengan pola dan kedisiplinan
ala santri di pondok pesantren. Nama asrama mahasiswa itu adalah Ma’had
Al-jami’ah, yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) UIN
Raden Intan.
Peserta didik yang menghuni Ma’had merupakan mahasiswa aktif UIN
semester 1 sampai semester 4. Sedangkan yang sudah semester 5 tidak lagi
menjadi mahasantri, melainkan sebagai pengurus. “Tentu tidak semua
mahasiswa kampus ini bisa diakomodir Ma’had karena keterbatasan daya
tampung,” jelas staf administrasi dan pengajar tutorial (mengkaji
kitab), Ustadz Asep, Sabtu (24/2).
Sementara bagi yang berminat menjadi penghuni asrama ini, sambung
dia, mesti melalui beberapa tahapan. Di antaranya mengikuti tes tertulis
dan wawancara. Asep menguraikan, untuk tes tertulis berkaitan dengan
pengetahuan keagamaan. Sedangkan tes lisan termasuk di dalamnya tes
membaca Al-qur’an, hafalan surah-surah pendek, serta tes bahasa Arab dan
Inggris. “Tes berikutnya yakni tes minat bakat,” katanya.
Kemampuan penguasaan bahasa Arab dan Inggris bagi penghuni Ma’had
Al-jami’ah memang mendapat perhatian tersendiri. Tak heran kalau
mahasantri diberikan bekal pembelajaran khusus kedua bahasa asing
tersebut. Asep menambahkan, Ma’had juga menyediakan wadah bagi
mahasantri yang memiliki minat dan bakat terhadap bidang jurnalistik,
kaligrafi, tilawah, tahfidz dan hadroh.
“Di asrama ini bukan hanya sekadar tempat domisili mahasiswa UIN
Raden Intan, tetapi juga mengemban misi sebagai pusat pemantapan akidah
dan akhlak, serta pengembangan ilmu dan tradisi kelislaman untuk
melahirkan sarjana muslim yang memiliki keunggulan di bidang ilmu
keislaman,” urainya.
Dia juga menyebutkan, dari 304 mahasantri yang ada 97 di antaranya
adalah mahasantri semester 4, sedangkan 207 mahasantri lainnya kuliah
pada semester 2, dan terakhir tak kurang ada 34 pengurus.
Kedisiplinan tingkat tinggi di lingkungan Ma’had Al-jami’ah agaknya
tidak sia-sia. Setidaknya manfaatnya dirasakan langsung oleh para
mahasantri. Seperti diakui Afriyanti, salah satu mahasantri yang pernah
didapuk sebagai “the best student 2016 di Ma’had Al-jami’ah”.
“Soal kedisiplinan di sini disiplin banget. Mulai urusan dari bangun
tidur, mendirikan shalat wajib secara berjamaah, serta shalat sunah
termasuk tahajud, dilakukan secara rutin. Alhamdulillah dampaknya
sangat positif buat pribadi kami,” katanya. (Yesi Putri Lestari)
Kubah putih dengan ukiran artistik menyembul di ketinggian. Dari
kejauhan keindahan masjid itu berpadu dengan keasrian telaga buatan yang
membentang seakan memagari masjid kebanggaan Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Intan itu. Ya, inilah masjid modern berjuluk Safinatul Ulum
yang nyaris rampung pembangunannya.
Bak oase, keberadaan kedua obyek tersebut menyedot minat mahasiswa
atau akademisi kampus untuk melewatkan waktu senggang di sana. Banyak di
antaranya yang sekadar duduk-duduk sambil merasakan usapan angin
sepoy-sepoy, tapi tak sedikit pula yang memanfaatkan ketenangan suasana
itu untuk membaca, berdiskusi atau malah mengaji Al Qur’an.
Banyak yang meyakini, suasana itu akan bertambah khusuk setelah
Masjid Safinatul Ulum kelar dibangun. “Pasti akan ramai jamaah. Setelah
salat, kan bisa duduk-duduk sambil nikmati pemandangan sekitar,” ungkap Widya, salah satu alumnus UIN Raden Intan yang kebetulan singgah di bekas
kampusnya itu, Jum'at (20/4).
Kekaguman serupa juga diutarakan Ustadz Zainul Arifin, salah satu ahli ilmu falak, yang juga sedang
berada di sekitar kampus. Menurutnya, masjid yang sedang dibangun UIN
Raden Intan Lampung itu, memiliki keakuratan dalam menentukan arah
kiblat. “Soal akurasi penunjukkan arah kiblat, bisa dibilang masjid ini
merupakan salah satu masjid terbaik di Indonesia,” kata Zainul Arifin.
Anggun Devitha, Kepala Sub Bagian Kerjasama dan Kelembagaan UIN Raden
Intan, turut pula menyatakan kekagumannya. “Luar biasa. Masjid ini
nantinya akan menjadi salah satu masjid terbaik di Lampung. Masjid ini
dibangun dengan fondasi yang kokoh, dindingnya dilapisi marmer,
sedangkan tiang dan pilar penyangganya menggunakan bahan terbaik, bahkan
beberapa materialnya didatangkan langsung dari luar negeri,” imbuh
perempuan yang biasa disapa Ses Anggun itu. (Yesi Putri Lestari)