KESIMPULAN DALAM PENELITIAN
KUALITATIF
Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif pada dasarnya sama dengan kesimpulan kuantitatif.
Namun tentu saja kesimpulan penelitian kualitatif tidak memerlukan angka-angka
atau pengujian statistic untuk mendasari kesimpulan tersebut. Keseimpulan
penelitian kualitatif berbentuk deskripsi kualitatif, yang merupakan
kristalisasi dan konsep tualisasi dari temuan lapangan. Kesimpulan bahwa
orang-orang asia pada umumnya bersifat komunal dan tidak individual tidak ditarik
dari suatu analisa statistik dari penelitian kuantitatif. Tapi hal ini
merupakan kristalisaisi dari pengalaman dan pengamatan kualitatif dari banyak
peneliti kualitatif tentang bangsa asia. Jika begitu, apakah kesimpulan
penelitian kualitatif memiliki gaya generalisasi, seperti dalam penelitian
kantitatif?
Dalam
penelitian kuantitatif, kesimpulan penelitian adalah bersifat unik dan
“individual”. Penerapan kesimpulan itu tidak berlaku untuk kasus lain. Tetapi
bila banyak peneliti dilakukan orang namun masih dalam kontek yang sama
meskipun di populasi dan daerah yang berbeda-beda, maka kesimpulan-kesimpulan
yang dihasilkan dari masing-masing penelitian itu dapat menghasilkan suatu
potret umum tentang sesuatu. Inilah makna “generalisasi” dalam penelitian kualitatif.
Karena itu generalisasi alam penelitian kualitatif tidak diberi sifat
“obyektif”, tetapi “intersubjektif” (memiliki intersubjektifitas).
Seorang
peneliti budaya jawa di daerah Banyumas tidak berprentensi bahwa penemuannya
akan berlaku juga di Jogya atau Pekalongan. Tetapi bila ada peneliti lain di
Jogya dan Pekalongan melakukan penelitian yang mirip di masing-masing kota itu,
ketiga peneliti itu mungkin akan menghasilkan suatu kesimpulan “generalisasi”
yang sama tentang budaya Jawa. Mamun, seandainya pun penemuan di Banyumas sama
sekali tidak perlu risau dan memaksakan diri untuk membuat kesimpulan yang
sama. Sejak semula suatu penelitian kualitatif memang selalu bersifat khas dan
spesifik untuk suatu hal saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar