Minggu, 22 April 2018

Seputar PMII



Bandarlampung (Netizenku): Dalam memperingati Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-58,
PMII komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung banjir kegiatan.
Selain menggelar bedah buku, dalam Harlah tersebut, PMII juga menggelar sarasehan, tasyakuran, sekaligus pelantikan pengurus yang bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) MAN 1 Bandarlampung, kemarin.

Ketua umum PMII komisariat UIN Raden Intan, Dedy Indra Prayoga mengatakan acara tersebut dihadiri oleh kang Isfandiari putra Mahbub Djunaidi sebagai pemateri bedah buku “Mahbub Djunaidi”, sekaligus hadir pula penulis buku Mahbub Djunaidi, Iwan Resta. “Kami merasa beruntung karena diberi kesempatan untuk mendengarkan secara langsung pemaparan tentang Mahbub Djunaidi dari penulis serta anak kandung Mahbub, kami berharap kegiatan seperti ini akan terus ada untuk menginspirasi seluruh kader PMII,” ujarnya.

Diketahui, dalam malam puncak hari lahir (Harlah) tersebut, menampilkan berbagai pentas seni, diantaranya penampilan dari Klasika, tari bedana kreasi, stand up komedi, puisi berantai, puisi 2 bahasa, paduan suara, yang diisi oleh para kader PMII.



Sementara itu, salah satu peserta yang hadir, Annisa Khairiani mengaku bangga karena dapat terlibat langsung dalam acara tersebut. “Meskipun saya hanya sebagai peserta yang hadir, saya merasa bangga dapat mengikuti seluruh rangkaian acara ini, terutama pada saat bedah buku dan malam puncak harlah PMII ke-58,” ucapnya. (Yesi)

contoh penulisan berita



Bandarlampung (Netizenku.com): Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (Himatika) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung menggelar gebyar Himatika 2 di gedung Pendidikan Matematika UIN raden Intan, Selasa (10/4).

Kepala Jurusan Matematika, Nanang Supriadi, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Himatika, “Kami bangga sekaligus bahagia dengan keluarga besar Himatika, semoga kegiatan ini menjadi agenda tahunan, dan saya siap mengalihkan kegiatan belajar mengajar mahasiswa untuk mensukseskan kegiatan ini,” ujar Nanang.

Ketua Pelaksana Tugas, Rizky Adhyaksono mengatakan, agenda ini dilaksanakan guna mengembangkan potensi yang ada pada mahasiswa pendidikan matematika serta menyegarkan pemikiran mahasiswa yang saat ini telah melewati Ujian Tengah Semester (UTS) dan akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) Mei mendatang.



Sementara, Ketua Pelaksana, Ahmad Mukhayat, mengatakan Ada 5 cabang yang diperlombakan yaitu karnaval, Himatika got tallent, lomba cerdas cermat (LCC), Himatika chef dan volley ball.

“Peserta yang mengikuti perlombaan ini yaitu mahasiswa matematika semester 2 sampai semester 6, terdapat 581 jumlah peserta dari seluruh cabang perlombaan yang didampingi oleh 58 panitia,” jelas Ahmad. (Yesi)

Jumat, 20 April 2018

Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas)



Instruktur Basarnas beri pelatihan pertolongan pertama pada relawan.
Madrasah Relawan Lampung bersinergi dengan Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) mengadakan pelatihan tanggap bencana di Pondok Tahfidz Dewan Dakwah, Senin (13/3).

Terkait bencana, BMKG telah memprediksi akan ada banyak bencana ditahun 2018 ini. Tentunya dalam menghadapi bencana yang tidak pasti kapan waktunya itu, diperlukan persiapan untuk menanganinya. Dan itu menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah melalui Basarnas saja, namun juga seluruh masyarakat termasuk didalamnya para relawan.



Pemateri Basarnas Lampung, Azis Surya Prayoga, mengatakan pelatihan tanggap bencana sangatlah penting untuk para relawan, mengingat relawan sebagai orang yang akan terjun langsung menangani korban bencana. Oleh karenanya dibutuhkan pembekalan baik berupa pelatihan maupun pengetahuan khusus.

“Para relawan mengikuti setiap materi yang diberikan dengan aktif dan antusias. Ditambah lagi suasananya sangat mendukung dalam penyampaian setiap materi. Tidak hanya materi, para relawan pun diajarkan untuk praktik langsung memberikan pertolongan pertama yang harus dilakukan, seperti pemberian bantuan pernafasan dan RJP (resusitasi jantung paru) pada korban,” urai Azis. (Yesi Putri Lestari)

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa UIN Lampung


Panitia penyelenggara simulasi TOEFL UKM Bahasa, UIN Lampung.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, menggelar simulasi Toefl di gedung Pusat Bahasa (Pusba), Minggu (11/3).

Simulasi bertema ‘English and Arabic Knowladge as Preparation For Global Competition’ ini, dilaksanakan setiap tahun. Kali ini kegiatan yang diikuti tak kurang dari 105 peserta dan didampingi oleh Alvin Kurnia Sandy, selaku the best Student Fakutas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Tahun 2017, itu berlangsung selama 6 jam.

Suasana simulasi TOEFL.
Kegiatan ini turut didukung pula oleh lembaga kursus Bahasa Inggris ‘Luckizzy Course’ yang dipimpin Hariyanto (alumnus UKM Bahasa) sebagai penyedia soal, serta terdapat 15 tim pengkoreksi dari UKM Bahasa sendiri.

Ketua Pelaksana, Odi Irawan mengatakan, pihaknya menyediakan penghargaan bagi peserta yang mendapatkan skor tertinggi 1, 2 dan 3. “Bentuknya piala, sertifikat, kamus oxford serta buku-buku pendukung lainnya. Ini sebagai apresiasi atas pencapaian yang diperoleh peserta. Sementara bagi peserta yang belum meraih nilai memuaskan dapat lebih memacu kemampuannya lagi,” terangnya.

Peringkat 1, 2 dan 3 memperoleh penghargaan.
Dia juga menyampaikan ungkapan terimakasih kepada pihak rektorat,  akademik pusat, fakultas, prodi dan  seluruh UKM yang berada di lingkup kampus UIN Raden Intan Lampung, yang telah hadir di kegiatan ini. “Kami mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberi pengetahuan lebih kepada mahasiswa tentang pentingnya Toefl. Karena salah satu syarat kelulusan munaqosah adalah dari hasil test Toefl itu sendiri,” pungkas Odi. (Yesi Putri Lestari)

Madrasah Relawan (MR)


Personil Madrasah Relawan (MR) saat berbagi nasi bungkus pada pembersih sampah.
 Saban Jumat relawan Lampung yang tergabung dalam Madrasah Relawan (MR) kerap menggelar ‘Semarak’. Semarak yang dimaksud ialah ‘sedekah makan rakyat’.

Kegiatan yang berlangsung di bawah binaan lembaga amil zakat Laznas Dewan Da’wah Lampung itu, membagikan nasi bungkus gratis kepada mustahi’ atau orang tidak mampu. “Mengenai waktunya dipilih di hari Jumat, karena hari itu diyakini penuh keberkahan,” terang Arif, Ketua MR Regional Lampung, Sabtu (10/3).



Dijelaskan olehnya, kegiatan ini bukan sebatas membagi-bagikan nasi kepada yang membutuhkan, tetapi juga mengandung nilai ibadah lainnya. “Biasanya kita juga melakukan pendekatan kepada saudara-saudara yang menerima nasi, agar tak meninggalkan ibadah, baik yang wajib maupun sunah,” tambahnya.

Arif menambahkan, setelah memakan nasi yang diberikan, para mustahi’ dapat memulihkan tenaganya kembali untuk melanjutkan usaha mencari rezeki, sekaligus diiringi ibadah. “Karena bagaimana pun sebaik-baiknya usaha adalah yang diiringi doa,” katanya.



Mengenai sumber dana  pelaksanaan, Arif menjelaskan, sebagian besar berasal dari para donatur tetap MR. “Peran kami tak ubahnya seperti jembatan atau kepanjangan tangan bagi saudara-saudara kita yang memiliki keleluasaan rezeki, namun tidak memiliki waktu banyak untuk berbagi. MR hadir untuk menjembatani antara para donatur dengan mustahi’,” ungkap dia.

Para mustahi’ biasanya dari kalangan tukang becak, pemulung, penjaja koran keliling dan lain-lain yang berada si sekitaran Wayhalim serta Pasar Tengah. (Yesi Putri Lestari)

Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qori’-Qori’ah Mahasiswa (UKM HIQMA) UIN Lampung


Rombongan UKM HIQMA UIN Raden Intan Lampung.
Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qori’-Qori’ah Mahasiswa (UKM HIQMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melakukan kunjungan silaturahmi ke Unit Kegiatan Khusus Hai’ah Tahfidz Qur’an (UKK HTQ) Universitas Islam Negeri Malang.

Silaturahmi tersebut dimaksudkan untuk melihat perkembangan di UKK HTQ yang sudah meraih banyak penghargaan pada perlombaan tahfidz, baik tingkat provinsi maupun Nasional. Saat menerima kunjungan tersebut Ketua Umum UKK HTQ, Ardiansyah, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kedatangan UKM HIQMA.

“Semoga melalui silaturahmi ini, dapat mempererat tali persaudaraan, sekaligus terjalin komunikasi antarsesama organisasi yang belajar memperdalam Al-qur’an,” ungkapnya, Kamis (8/3).

Sementara Wakil Ketua Umum UKM Hiqma, Andri Wahyudi, mengatakan ini merupakan kunjungan pertama pihaknya ke UIN Malang. “Kami mengaharapkan silaturahmi ini bisa terus terjalin, setidaknya kami dapat bertemu setiap ada perlombaan Tahfidz atau Tilawah baik di UIN Lampung maupun UIN Malang,” harapnya. (Yesi Putri Lestari)

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIN Lampung


Antusiasme anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengikuti kajian.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar kajian bertema ‘Menyikapi Perkembangan Zaman di Era Milenial’, Kamis, (8/3).

Menurut Ketua Bidang Kaderisasi, Fatih, pemateri kajian kali ini adalah alumni KAMMI, Jevri Husanda. Ia juga menyampaikan kajian yang disampaikan oleh Jevri sangatlah ringan sehingga mudah dicerna.



“Saya dapat menangkap beberapa hal yang harus dilakukan dalam menyikapi zaman milenial. Salah satunya dengan tidak menghidari teknologi, namun sebaliknya mesti bijak berteknologi. Apabila banyak orang yang mengirimkan video keburukan maka harus kita imbangi dengan video kebaikan,” imbuhnya.

Kajian yang diikuti oleh 46 anggota KAMMI ini merupakan program dari bidang kaderisasi yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Namun wacananya kedepan kegiatan ini bakal digelar saban Minggu. (Yesi Putri Lestari)

Palang Merah Indonesia (PMI) UIN Donor Darah



Unit Kegiatan Khusus Korp Sukarela Palang Merah Indonesia (UKK KSR PMI) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, gelar acara donor darah sukarela (Drakula) di halaman Akademik Pusat UIN Lampung, Selasa (6/3).

Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan, UKK KSR PMI UIN Lampung, Reka Damayanti memaparkan ada 7 dokter yang menangani 81 pendonor. Namun, yang berhasil melewati seleksi hanya 49 pendonor.

“Seleksi ini dilakukan sebelum peserta mendonorkan darahnya. Diantaranya menimbang berat badan, mengisi formulir, cek tensi darah, cek Hemoglobin (Hb) dan golongan darah. Hal ini dilakukan agar pendonor benar-benar sesuai dengan standar kesehatan,” jelasnya.

“Kami tidak hanya melibatkan mahasiswa yang melintas saja, tetapi kami juga mengundang pihak birokrasi sehingga dapat memberikan informasi dari setiap lini di dalam kampus,” imbuhnya.

Kegiatan Yang dilakukan setiap 2 minggu sekali di UIN Reden Intan Ini, menarik perhatian banyak mahasiswa, baik yang pernah mlakukan donor ataupun tidak. “Bangga dan terharu kalo bisa ramai, karena kami juga ingin memberi Informasi kepada seluruh warga UIN bahwa donor darah itu bermanfaat untuk kesehatan tubuh,” tandasnya.(Yesi Putri Lestari)

kunjungan MPI UIN Lampung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah



Mahasiswa Management Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (MPI UIN RIL), lakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah (Ponpes AU) Mojokerto, selasa (6/3).

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung sistem pendidikan ponpes yang berhasil mendidik para santri dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lulusan Ponpes AU yang diterima di perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri, baik itu melalui tes maupun non tes.


Pengasuh Ponpes AU, Asep Saifuddin Chalim menyambut kedatangan rombongan Mahasiswa MPI UIN RIL dengan ramah.



“Amanatul Ummah berdiri sejak 12 tahun silam dan alhamdulillah perkembangannya cukup pesat. Amanatul Ummah mengelola pendidikan secara mandiri, tidak meminta maupun menerima bantuan dari pemerintah. MTS dan SMA yang kami kelola juga sudah bertaraf internasional dan disini juga menerapkan pembelajaran pondok modern. Saya merasa senang atas kedatangan Mahasiswa UIN Raden Intan, terlebih dari jurusan MPI, karena background pendidikan saya juga MPI,” tutupnya.(Yesi Putri Lestari)

Multi Talent (Devitha Anggun)



Profesi yang digeluti Devitha Anggun sebagai Kasubag Kerjasama dan Kelembagaan UIN Raden Intan Lampung, tak lantas membuat dia jauh dari hobi menyanyi yang sudah lama digandrunginya. Hal itu dibuktikan lewat sederet predikat juara di berbagai perlombaan, baik ditingkat kota maupun provinsi.

Perempuan kelahiran 19 Januari 1984 yang akrab disapa Ses Anggun ini, berkarir di UIN Lampung sejak 13 tahun silam. Saat itu ia masih menempuh Pendidikan S1 Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Lampung (UNILA) dan S1 Ekonomi Managemen di Informatics and Business Institute Darmajaya (IBI Darmajaya).

Aktivitas keseharian Anggun sebagai Kasubag Kerjasama dan Kelembagaan UIN Raden Intan Lampung.
“Awal mendaftar tes PNS melalui informasi dari koran. Kata mama coba aja dulu siapa tahu keterima. Setelah pengumuman ternyata keterima PNS. Senang sekaligus bingung karena posisi masih semester 4, masih senang-senangnya kuliah. Setelah berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan untuk bekerja di UIN Raden Intan,” kisahnya kepada Netizenku, Senin (5/3).

Pertama kerja, imbuhnya, dirinya ditempatkan sebagai staf perpustakaan dan di akademik. Seiring waktu kemudian diangkat menjadi sekertaris pribadi (sespri) Moh. Mukri pada tahun 2007. “Setelah Pak Mukri menjadi rektor, saya diangkat lagi menjadi sespri rektor hingga 2017. Alhamdulillah awal tahun kemarin saya kembali dipercaya menjalankan amanah sebagai Kasubbag Kerjasama dan Kelembagaan,” imbuhnya.

Mengenai hobi menyanyinya, anak pertama dari 3 bersaudara ini, mengaku mencintai dunia seni sejak usia 3 tahun. Kegemerannya itu membuahkan prestasi untuk pertama kalinya saat duduk di bangku SD. Ketika itu Anggun menjuarai lomba solo song se-Bandarlampung, dan menuntaskannya sampai kejuaraan di tingkat nasional. Tidak hanya di bidang tarik suara, Anggun juga pernah memenangkan lomba puisi dan membaca sastra Lampung.

“Seni sudah mendarah daging untuk saya. Malah bisa dibilang sangat sulit dan bahkan tidak mungkin untuk dilepas total. Jadi Meskipun bekerja tetap mencintai seni,” aku perempuan berkulit putih yang pernah mendapat kesempatan tampil diajang nasional, setelah menjuarai solo song di Festival Krakatau itu.

Dikatakan Anggun, dari sekian ajang yang pernah dijajalnya, even solo song pionir tingkat nasional merupakan yang paling mengesankan. Pasalnya, ketika itu ia didapuk sebagai official solo song pionir UIN Raden Intan, dan selama dua tahun berturut-turut menjadi juara sekaligus mengharumkan nama kampus. Saat ditanya apa resepnya dalam mengukir prestasi, Anggun menjawab dengan penuh kerendahan.

“Semua itu dapat berhasil karena kita tidak pernah meremehkan hal sepele. Sebab bila tidak teliti pada hal sepele, yang sepele itu bukan tidak mungkin akan menjadi hal besar,” pungkasnya. (Yesi Putri Lestari)

Seputar Ikatan Mahasiswa Muslim Tulang Bawang (IKAMM TUBA)


Ikatan Mahasiswa Muslim Tulang Bawang (IKAMM Tuba) harapkan legalitas organisasi dari Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hal itu diungkapkan Ketua IKAMM Tuba Darli Saputra saat mengadakan silaturahmi dengan Ikatan Mahasiswa Lampung Utara (IKAM Lampura) di Perumahan Taman Prasanti, Sukarame, Bandarlampung, Minggu, (4/3).

Darli mengharapkan, IKAMM Tuba mampu seperti IKAM Lampura yang sudah mampu melegalkan organisasinya. Ia juga mengatakan silaturahmi seperti ini harus sering dilakukan untuk meningkatkan jalinan kekeluargaan dan bisa digunakan sebagai ajang tukar pikiran antar mahasiswa dari berbagai daerah.

Wadah aspirasi IKAMM Tuba Ini sudah berdiri 10 tahun silam, namun sampai saat ini IKAMM tuba belum mendapatkan legalitas dari kemenkumham. Darli Menargetkan tahun 2018 IKAMM Tuba akan memperoleh legalitas.

Saat ditemui Netizenku.com Darli memaparkan, bahwa terdapat 165 anggota IKAMM Tuba yang berasal dari berbagai Kampus, diantaranya Universitas Lampung (UNILA), Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Politeknik Kesehatan (Poltekes), Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Darmajaya, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Universitas Bandar Lampung (UBL), Akademi Keperawatan Adila, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro dan Universitas Muhammadiyah Metro (UMM).

“Harapan saya, Setelah dilegalkan IKAMM Tuba akan dikenal dan seluruh anggotanya mampu mewujudkan slogan IKAMM Tuba ‘Bersama Membangun Daerah,” pungkas Darli. (Yesi)

Contoh Penulisan Berita Perjalanan



Tak ingin mahasiswanya menjadi katak dalam tempurung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung adakan tour supervisi atau study banding (fieldtrip) ke 5 daerah di luar Lampung. Rombongan mahasiswa ini dilepas langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan, Khoirul Anwar, di pelataran Ma’had Aljami’ah UIN Raden Intan Lampung, Sabtu (3/3).

Dalam sambutannya, Chairul Anwar menyampaikan bahwa fieldtrip ini bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan bagi generasi emas mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI). “Kita jangan jadi katak dalam tempurung, Mahasiswa MPI harus melihat dunia luar yang maju, agar MPI juga bisa lebih maju. Dalam perjalanan, tolong jaga nama baik UIN, manfaatkan perjalanan sebaik-baiknya. Kita berangkat tersenyum dan kembali dengan senyuman bahagia, “ujarnya.



Sementara itu ketua pelaksana kegiatan, Ahmad Subarkah mengatakan, terdapat 217 mahasiswa MPI yang mengikuti fieldtrip ini, dan ada 5 tempat yang akan dikunjungi yaitu Jakarta, Semarang, Jogja, Mojokerto dan Malang.

“Ada kunjungan akademis dan non akademis. Kunjungan akademis kita ke UIN Sunan Kalijaga Yogya, Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, UIN Malang, dan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Sedangkan yang non akademis kita akan ke Masjid Istiqlal, Jakarta, Museum Lawang Sewu, Semarang, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan, ” paparnya.



Saat ditemui Netizenku.com, Ketua tim Garuda Wisata, Toat Aris menyampaikan, keberangkatan ini menggunakan Garuda Wisata tour travel yang bekerjasama dengan Puspa Jaya. Ada 6 tour guide dan 2 tim medis yang disediakan oleh Garuda Wisata Dan 15 crew dari Puspa Jaya.

“Diperjalanan kami juga menyediakan fasilitas yaitu minuman, snack, Wi-fi dan Asuransi kesehatan selama perjalanan. Jika ada kejadian yang mendesak peserta untuk kembali kami juga menyediakan fasilitas ticket pesawat pulang, ” pungkasnya. (Aby/Yesi).

Feature Pejuang Wanita


Keseharian Ibu Syamsudin akrab dengan ban bocor dan peralatan bengkel.
Kegigihan perempuan satu ini dalam menyambung hidup keluarganya patut diacungi jempol.
Syamsuni atau biasa dipanggil dengan sapaan Ibu Syamsuni ini, sudah 10 tahun menggeluti pekerjaan di bengkel. Hari-harinya tak lepas dari urusan menambal ban.

Mungkin dia bukan satu-satunya perempuan penambal ban, namun catatan panjang perjalanan hidupnya tetap saja memancing decak kagum.

Perempuan kelahiran 15 Agustus 1972 ini, adalah alumni Fakultas Ushuludin, Jurusan Dakwah tahun 1996, Universitas Islam Negeri Raden Intan atau dulu bernama IAIN.

Saat masih mengenyam pendidikan di kampus, perempuan tangguh ini menyambi sebagai pendidik. Ia sempat tercatat menjadi guru honorer di MTsN 2 Bandarlampung. Sayangnya, pengalaman itu hanya berlangsung 2 tahun saja. Setelah diwisuda dia memutuskan berhenti, dan tak berselang lama kemudian menikah. Memulai bahtera baru kehidupannya bersama lelaki idamannya. “Mungkin sudah jodoh,” ungkap Syamsuni, saat ditemui Netizenku di bengkel sederhana miliknya di sekitaran Jalan Pulau Sebesi, Sukarame, Bandarlampung, Kamis (1/3).

Saat bercerita seputar masa lalunya, mata Syamsuni tampak memerah, agaknya dia terkesan dengan kenangan perjalanan hidupnya. “Lepas dari guru honorer, saya juga pernah menjajal jadi pegawai sebuah instansi asuransi. Tapi nggak lama. Nggak betah,” ucapnya sambil menyunggingkan senyum bersahaja.

Lalu, imbuhnya, dia kembali ke ranah pendidikan. Kali ini dia menjadi pendidik untuk anak-anak usia dini. ‘Saya jadi guru lagi. Tapi guru PAUD,” tambah Syamsuni. Hanya saja, lagi-lagi dia kembali meninggalkan profesi sebagai pendidik. “Sejak saat itu saya jadi penambal ban,” kata dia dengan suara sedikit tercekat.

Dia juga menceritakan perjalanan panjangnya selama berkutat di bengkel. “Dulu tempat ini geribik, waktu suami sedang dapat rezeki, dia membangunnya jadi permanen. Terus setelah suami saya meninggal, yang melanjutkan bengkel ini keponakan,” kisahnya tentang balada bengkel sederhananya.

Dari bengkel sederhana ini Ibu Syamsuni menggantungkan nafkahnya.
Praktis sejak menjadi single parent, Syamsuni harus bertanggung jawab dengan semua kebutuhan kedua anaknya. Dan biaya itu diperoleh dari bagi hasil dengan keponakannya dari pendapatan bengkel.

Tapi ritme ini hanya sejenak, sebab bengkelnya sempat ditutup lantaran keponakannya membuka bengkel sendiri di tempat lain. Tapi kehidupan keluarganya harus terus berlangsung. Sementara untuk mencari pekerjaan lain, dirinya terbentur faktor usia yang sudah tidak muda lagi.

“Bermodal nekat dan dan tekad, hasil belajar dari pengalaman saat melihat almarhum suami dan ponakan menambal ban, akhirnya saya putuskan untuk membuka bengkel lagi dan saya jadi penambal bannya,” ungkap Syamsuni bersemangat, sambil menambahkan, dari hasil bengkelnya itulah kehidupan keluarga dan urusan sekolah anak-anaknya bisa dilanjutkan.
“Alhamdulillah masih ada rezeki yang diberi Allah lewat ban-ban bocor itu,” tandasnya seraya tersenyum. (Yesi Putri Lestari)

Mulei Hijab Lampung



Nadzrotul Uyun, Mulei Hijab Lampung 2017.
Prestasi yang disandang Nadzrotul Uyun tak hanya berhenti sebatas Mulei Hijab Lampung 2017 saja, masih ada sederet predikat  membanggakan lainnya yang dikoleksi perempuan kelahiran 10 September 1994 ini.



Salah satu pencapaian terbaik Uyun adalah saat dirinya berhasil merampungkan kuliahnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Raden Intan, hanya dalam rentang 3,5 tahun saja. Wisudawati terbaik, dengan IPK 3,92, itu kini tengah menunggu hasil seleksi beasiswa IDB (Islamic Development Bank) di UGM (Universitas Gajah Mada).



Kegemilangan Uyun di bidang akademis  sudah tampak saat dirinya masih duduk di bangku SMP. Malah bukan hanya pelajaran di kelas yang dia kuasai. Tetapi dirinya juga mampu menorehkan prestasi di bidang keagamaan. Uyun pernah meraih juara 1 membaca puisi Islami tingkat SMP hingga juara 1 lomba syarhil Qur’an se-Provinsi Lampung pada 2015 silam.



Saat diwawancarai, Uyun tampak menanggapinya dengan bersahaja. “Bahagia pasti, tapi bersyukur itu hal yang paling utama. Mendapatkan amanah tidaklah mudah. Setelah menjadi Mulei Hijab Lampung saya harus mampu menginspirasi orang banyak. Terutama perempuan-perempuan berhijab,” singkatnya, Selasa (27/2). (Yesi Putri Lestari)

Asrama Mahasiswa (Ma'had Al-jami'ah) UIN Raden Intan Lampung


Mahasantri Ma’had Al-jami’ah sedang berpose bersama.
Ada hal unik bila memasuki Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Di kawasan kampus bernuansa alami tersebut, terdapat sebuah bangunan bertingkat yang cukup menarik perhatian.

Di dalamnya tinggal 304 mahasantri -sebutan bagi mahasiswa yang menghuni asrama- yang menjalani keseharian dengan pola dan kedisiplinan ala santri di pondok pesantren. Nama asrama mahasiswa itu adalah Ma’had Al-jami’ah, yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) UIN Raden Intan.

Peserta didik yang menghuni Ma’had merupakan mahasiswa aktif UIN semester 1 sampai semester 4. Sedangkan yang sudah semester 5 tidak lagi menjadi mahasantri,  melainkan sebagai pengurus. “Tentu tidak semua mahasiswa kampus ini bisa diakomodir Ma’had karena keterbatasan daya tampung,” jelas staf administrasi dan pengajar tutorial (mengkaji kitab), Ustadz Asep, Sabtu (24/2).





Sementara bagi yang berminat menjadi penghuni asrama ini, sambung dia, mesti melalui beberapa tahapan. Di antaranya mengikuti tes tertulis dan wawancara. Asep menguraikan, untuk tes tertulis berkaitan dengan pengetahuan keagamaan. Sedangkan tes lisan termasuk di dalamnya tes membaca Al-qur’an, hafalan surah-surah pendek, serta tes bahasa Arab dan Inggris. “Tes berikutnya yakni tes minat bakat,” katanya.

Kemampuan penguasaan bahasa Arab dan Inggris bagi penghuni Ma’had Al-jami’ah memang mendapat perhatian tersendiri. Tak heran kalau mahasantri diberikan bekal pembelajaran khusus kedua bahasa asing tersebut. Asep menambahkan, Ma’had juga menyediakan wadah bagi mahasantri yang memiliki minat dan bakat terhadap bidang jurnalistik, kaligrafi, tilawah, tahfidz dan hadroh.

“Di asrama ini bukan hanya sekadar tempat domisili mahasiswa UIN Raden Intan, tetapi juga mengemban misi sebagai pusat pemantapan akidah dan akhlak, serta pengembangan ilmu dan tradisi kelislaman untuk melahirkan sarjana muslim yang memiliki keunggulan di bidang ilmu keislaman,” urainya.



Dia juga menyebutkan, dari 304 mahasantri yang ada 97 di antaranya adalah mahasantri semester 4, sedangkan 207 mahasantri lainnya kuliah pada semester 2, dan terakhir tak kurang ada 34 pengurus.

Kedisiplinan tingkat tinggi di lingkungan Ma’had Al-jami’ah agaknya tidak sia-sia. Setidaknya manfaatnya dirasakan langsung oleh para mahasantri. Seperti diakui Afriyanti, salah satu mahasantri yang pernah didapuk sebagai “the best student 2016 di Ma’had Al-jami’ah”.

“Soal kedisiplinan di sini disiplin banget. Mulai urusan dari bangun tidur, mendirikan shalat wajib secara berjamaah, serta shalat sunah termasuk tahajud, dilakukan secara  rutin. Alhamdulillah dampaknya sangat positif buat pribadi kami,” katanya. (Yesi Putri Lestari)

Contoh Feature Safinatul Ulum

Kubah putih dengan ukiran artistik menyembul di ketinggian. Dari kejauhan keindahan masjid itu berpadu dengan keasrian telaga buatan yang membentang seakan memagari masjid kebanggaan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan itu. Ya, inilah masjid modern berjuluk Safinatul Ulum yang nyaris rampung pembangunannya.

Bak oase, keberadaan kedua obyek tersebut menyedot minat mahasiswa atau akademisi kampus untuk melewatkan waktu senggang di sana. Banyak di antaranya yang sekadar duduk-duduk sambil merasakan usapan angin sepoy-sepoy, tapi tak sedikit pula yang memanfaatkan ketenangan suasana itu untuk membaca, berdiskusi atau malah mengaji Al Qur’an.



Banyak yang meyakini, suasana itu akan bertambah khusuk setelah Masjid Safinatul Ulum kelar dibangun. “Pasti akan ramai jamaah. Setelah salat, kan bisa duduk-duduk sambil nikmati pemandangan sekitar,” ungkap Widya, salah satu alumnus UIN Raden Intan yang kebetulan singgah di bekas kampusnya itu, Jum'at (20/4).

Kekaguman serupa juga diutarakan Ustadz Zainul Arifin, salah satu ahli ilmu falak, yang juga sedang berada di sekitar kampus. Menurutnya, masjid yang sedang dibangun UIN Raden Intan Lampung itu, memiliki keakuratan dalam menentukan arah kiblat. “Soal akurasi penunjukkan arah kiblat, bisa dibilang masjid ini merupakan salah satu masjid terbaik di Indonesia,” kata Zainul Arifin.

Anggun Devitha, Kepala Sub Bagian Kerjasama dan Kelembagaan UIN Raden Intan, turut pula menyatakan kekagumannya. “Luar biasa. Masjid ini nantinya akan menjadi salah satu masjid terbaik di Lampung. Masjid ini dibangun dengan fondasi yang kokoh, dindingnya dilapisi marmer, sedangkan tiang dan pilar penyangganya menggunakan bahan terbaik, bahkan beberapa materialnya didatangkan langsung dari luar negeri,” imbuh perempuan yang biasa disapa Ses Anggun itu. (Yesi Putri Lestari)